Ekonomi,Masakan,Fakta
Rabu, 02 Maret 2016
Pertamina Turunkan Harga Jenis Pertamax dan Pertalite
1 Maret 2016, Pertamina turunkan harga BBM jenis Pertamax dan Pertalite . Besaran penurunan rata-rata mencapai Rp.200/Liter.Ini akibat adanaya penyesuaian harga minyak mentah dunia yang telah anjlok.
Jenis BBM Non-Subsidi yang diturunkan adalah pertamax yang turun menjadi Rp.7.950/liter.pertamax plus turun menjadi Rp.8.850/liter,dan Pertalite turun menjadi Rp.7.500/liter.
Eksekutif Vice President Component Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan penyesuaian penurunan harga BBM non-subsidi ini sebelumnya telah dilaksanakan sejak dua bulan pertama awal tahun 2016 Ini .
"Penurunan ini lebih dilihat pada Harga Indeks Pasar yang bermuara kepada harga minyak mentah dunia yang memang kita tahu sering mengalami pelemahan dalam beberapa waktu ini".
Wianda Menambahkan, untuk BBM jenis Premium belum melakukan penurunan , kemungkinan besar akan diturunkan pada bulan April 2016 mendatang.
Kondisi Ekonomi Dunia 01 Maret 2016
Sentimen Hari Ini , dari zona Asia :
1. China akan kembali pangkas tingkat suku bunga acuan menjadi 4,35% dari sebelumnya 4,6%
2.Industri manufakeur China turun menjadi 49 Poin dari sebelumnya 49,4 Poin . lebih rendah dari perkiraan pasar.
3.People Bank's of China(PBOC) Akan kembali turunkan giro wajib minimum sebesar 0,5%
4.Harga minyak kembali tertahan di level tertinggi sejak 7 pekan dibawah 35 USD per barel.
5.China diramalkan akan merumahkan sekitar 1,8 Juta pekerja di sektor batubara dan baja.
Kemudian , dari zona eropa :
6. Harga Konsumen di eropa kembali turun tertajam dalam di februari ini .
dari dalam negeri :
7. Terjadi deflasi di bulan februari lalu sebesar 0.09%
8. Rupiah tembus titik terkuatnya dalam 8 bulan terakhir di level 13.326 per USD
9. Mulai 1 Maret 2016, PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) kembali turunkan tarif listrik untuk 12 Golongan.
Dari kondisi ekonomi dunia , kita beralih pada penutupan Bursa Asia pada 1 Maret 2016
- Index Nikkei menguat o,37% di level 16.084
- index Kospi melemah 0,18% di level 1.916
- Shanghai menguat 1,50% di level 2.930
- Index Hang Seng menguat 1,52% di level 19.407
Bursa Eropa :
- FTSE Menguat o,11% di level 6.103
- CAC menguat 0,2% di level 3.378
- GDAX menguat 0,7% di level 9.568
Dari beberapa Bursa Asia dan Bursa Eropa , kita akan melihat pergerakan rupiah terhadap 4 Mata Uang Utama Asing :
1 USD = 13.326 Rupiah
1 EUR = 14.464 Rupiah
1 GBP = 18.564 Rupiah
1 JPY = 117,04 Rupiah
Baca Juga :
The Chinese Government will do layoffs as much 1,8 million workers
Indonesia Terjadi Deflasi di Februari 2016 Sebesar 0,09%
BEI - Badan Pusat Statistik ( BPS ) melaporkan di Februari 2016 , Indonesia terjadi deflasi sebesar 0,09% . Deflasi terjadi diantaranya diakibatkan oleh penurunan tarif listrik dan penurunan harga bahan makanan . Dari 82 Kota yang disurvei Secara nasional . Terdapat 52 kota terjadi deflasi dan 30 kota lainnya inflasi .
Ketua Badan Pusat Statistik , Suryamin mengatakan deflasi yang terjadi di bulan februari lalu didorong oleh beberapa indikator . yaitu turunnya harga bahan makanan yang ikut andil sebesar 0,58% serta turunnya harga Perumahan,Air,Listrik,Gas,dan Bahan Bakar sebesar 0,45% .
"Sejak bulan Februari 2010 dan bulan Februari 2016 ini yang kedua terjadi deflasi . di bulan Februari 2015 terjadi deflasi sebesar 0,36% dan februari 2016 sebesar 0,09% . Jadi, sebelum tahun 2015 sampai ke 2010 lah, terjadi inflasi . misalnya , pada bulan Februari 2014 terjadi inflasi sebesar 0,26%" ucap Suryamin
Deflasi Tertinggi terjadi di kota merauke sebesar 2,95% . sedangkan deflasi terendah terjadi di 4 Kota Sekaligus, yakni Bogor , Sumenep , Makassar , dan Sibolga . Sementara Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,02% . Namun beberapa kelompok mengalami inflasi, yakni sandang sebesar 0,04% . dan bahan jadi seperti Rokok,Tembakau,dan Minuman sebesar 0,11%.
Baca Juga:
Pemerintah Kejar Pemberlakuan Pengampunan Pajak
Selasa, 01 Maret 2016
Pemerintah Tiongkok akan Lakukan PHK terhadap 1,8 juta Pekerja
Pemerintah Tiongkok dikabarkan akan merumahkan sekitar 1,8 Juta Karyawan di sektor industri batubara dan baja. Ini dilakukan karena upaya untuk memangkas kelebihan kapasitas industri di negara ini.
Menteri Keamanan Sosial dan Sumber Daya Manusia , Zhin Wei Min mengungkapkan , upaya untuk memangkas kelebihan kapasits produksi ini menyebabkan pemutusan hubungan kerja Massa yang terjadi pada tahun ini . Dengan Demikian , diperkirakan sekitar 1,3 Juta Pekerja di sektor batubara dan 500 ribu pekerja di sektor baja akan dipecat .
Meski Demikian , Zhin Wei Min optimis mampu mempertahankan kestabilan tingkat tenaga kerja di tengah gejolak perekonomian global yang sedang terjadi . Pemerintah Pusat Tiongkok akan mengalokasikan 100 miliar yuan atau setara 15,27 miliar dolar selama lebih 2 tahun untuk merelokasikan pekerja yang diberhentikan sebagai hasil dari upaya tiongkok untuk mengurangi kapasitas industri.
Wakil Menteri Keuangan Tiongkok Zhu Guong Yung mengatakan , Dana tersebut akan jatuh untuk dua sektor , yakni batubara dan baja . Meski pemerintah tiongkok menyebutkan bahwa kapan 1,8 juta pekerja ini diberhentikan , Namun yang pasti Tiongkok telah menargetkan untuk memangkas kapasitas batubara sebesar 500 juta ton dalam waktu 3-5 tahun ke depan . Selain itu , sejumlah proyek barupun diberhentikan.
Senin, 29 Februari 2016
The Chinese Government will do layoffs as much as 1.8 million workers
The Chinese government reportedly will lay off about 1.8 million employees in the coal and steel industries. This was done because of the efforts to trim excess industry capacity in this country.
Minister of Social Security and Human Resources, Zhin Wei Min said efforts to cut excess production capacity have led to mass layoffs that occurred this year. With Likewise, an estimated 1.3 Million Workers in the coal sector and 500 thousand workers in the steel sector would be fired.
Although Likewise, Zhin Wei Min optimistic to maintain a stable level of employment in the midst of global economic turmoil was going on. Chinese Central Government will allocate 100 billion yuan, 15.27 billion dollars over two years for a reallocation of workers laid off as a result of China's efforts to reduce the industry's capacity.
Chinese Vice Finance Minister Zhu Guong Yung said the fund would fall to the two sectors, namely coal and steel. Although the Chinese government says that when 1.8 million workers laid off, but certainly China has been targeting to trim capacity of 500 million tons of coal within the next 3-5 years. In addition, a number of projects even the New dismissed
Langganan:
Postingan (Atom)